Head Picture

Head Picture
...

Minggu, 27 Maret 2011

Perbedaaan Karangan Ilmiah, Semi Ilmiah, dan Non Ilmiah.

Perbedaan Karangan Ilmiah, Semi Ilmiah, dan Non Ilmiah.

Karangan adalah suatu hasil dari kegiatan menyusun kata – kata menjadi sebuah kalimat ataupun alinea dan paragraf yang bertujuan untuk mengulas topik atau tema tertentu. Karangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi. Karangan memiliki berbagai macam jenis, diantaranya: karangan ilmiah, karangan semi ilmiah, dan karangan non-ilmiah. Setiap karangan memiliki ciri-cirinya sehingga memudahkan penulis untuk menentukan jenis karangan yang ingin dikerjakan. Karangan dapat bertujuan Untuk memberitahukan sesuatu hal secara logis dan sistematis kepada para pembacanya.
Pengertian karangan ilmiah, non-ilmiah dan semi ilmiah :
  1. Non Ilmiah (Fiksi) adalah Satu ciri yang pasti ada dalam tulisan fiksi adalah isinya  yang berupa kisah rekaan. Kisah rekaan itu dalam praktik penulisannya juga tidak boleh dibuat sembarangan, unsur-unsur seperti penokohan, plot, konflik, klimaks, setting dsb.
  2. Semi Ilmiah adalah sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannyapun tidak semiformal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering di masukkan karangan non-ilmiah. Maksud dari karangan non-ilmiah tersebut ialah karena jenis Semi Ilmiah memang masih banyak digunakan misal dalam komik, anekdot, dongeng, hikayat, novel, roman dan cerpen, Karakteristiknya : berada diantara ilmiah.
  3. Ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodolog penulisan yang baik dan benar. Adapun jenis karangan ilmiah yaitu:
         Makalah : karya tulis yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif (menurut bahasa, makalah berasal dari bahasa Arab yang berarti karangan).
         Kertas kerja: makalah yang memiliki tingkat analisis lebih serius, biasanya disajikan dalam lokakarya.
         Skripsi: karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasar pendapat orang lain.
         Tesis: karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam daripada skripsi.
         Disertasi: karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasar data dan fakta yang sahih dengan analisi yang terinci.

Jenis – jenis karangan
  1. Narasi
    Secara sederhana, narasi dikenal sebagai cerita. Pada narasi terdapat peristiwa atau kejadian dalam satu urutan waktu. Di dalam kejadian itu ada pula tokoh yang menghadapi suatu konflik. Ketiga unsur berupa kejadian, tokoh, dan konflik merupakan unsur pokok sebuah narasi. Jika ketiga unsur itu bersatu, ketiga unsur itu disebut plot atau alur. Jadi, narasi adalah cerita yang dipaparkan berdasarkan plot atau alur. Narasi dapat berisi fakta atau fiksi. Narasi yang berisi fakta disebut narasi ekspositoris, sedangkan narasi yang berisi fiksi disebut narasi sugestif. Contoh narasi ekspositoris adalah biografi, autobiografi, atau kisah pengalaman. Sedangkan contoh narasi sugestif adalah novel, cerpen, cerbung, ataupun cergam. Pola narasi secara sederhana berbentuk susunan dengan urutan awal – tengah – akhir.

  1.  Deskripsi
Karangan ini berisi gambaran mengenai suatu hal/keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan hal tersebut.
Karangan deskripsi memiliki ciri-ciri seperti: menggambarkan atau melukiskan sesuatu,
         Penggambaran tersebut dilakukan sejelas-jelasnya dengan melibatkan kesan indera,
         Membuat pembaca atau pendengar merasakan sendiri atau mengalami sendiri.
         Pola pengembangan paragraf deskripsi:
         Paragraf Deskripsi Spasial, paragraf ini menggambarkan objek kusus ruangan, benda atau tempat.
         Paragraf Deskripsi Subjektif, paragraf ini menggambarkan objek seperti tafsiran atau kesan perasaan penulis.
         Paragraf Deskripsi Objektif, paragraf ini menggambarkan objek dengan apa adanya atau sebenarnya.

c.  Eksposisi
Karangan ini berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik. Sebagai catatan, tidak jarang eksposisi ditemukan hanya berisi uraian tentang langkah/cara/proses kerja. Eksposisi demikian lazim disebut paparan proses.
d.  Argumentasi
Karangan ini bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/kesimpulan dengan data/fakta sebagai alasan/bukti. Dalam argumentasi pengarang mengharapkan pembenaran pendapatnya dari pembaca. Adanya unsur opini dan data, juga fakta atau alasan sebagai penyokong opini tersebut.
E. Persuasi
Karangan ini bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu. Dalam persuasi pengarang mengharapkan adanya sikap motorik berupa perbuatan yang dilakukan oleh pembaca sesuai dengan yang dianjurkan penulis dalam karangannya.

Berikut ini adalah ciri – ciri karangan :
Ciri – ciri karangan ilmiah.
1.      Kelogisan adalah keterangan yang dikemukakan masuk akal.
2.      Kelugasan adalah pembicaraan langsung pada hal yang pokok.
3.      Keobjektifan adalah semua keterangan benar-benar aktual, apa adanya.
4.      Keseksamaan adalah berusaha untuk menghindari diri dari kesalahan atau     kehilafan betapapun kecilnya.
5.      Kesistematisan adalah semua yang dikemukakan disusun menurut urutan yang memperlihatkan kesinambungan.
6.      Ketuntasan adalah segi masalah dikupas secara mendalam dan selengkap-lengkapnya.
Ciri – ciri karangan semi – ilmiah.
1.      Ditulis berdasarkan fakta pribadi.
2.      Fakta yang disimpulkan subyektif.
3.      Gaya bahasa formal dan popular.
4.      Mementingkan diri penulis.
5.       Melebihkan-lebihkan sesuatu.
6.       Usulan-usulan bersifat argumentative.
7.       Bersifat persuasif.
Ciri – ciri karangan non – ilmiah.
1.      Ditulis berdasarkan fakta pribadi.
2.      Fakta yang disimpulkan subyektif.
3.      Gaya bahasa konotatif dan popular.
4.      Tidak memuat hipotesis.
5.      Penyajian dibarengi dengan sejarah.
6.      Bersifat imajinatif.
7.      Situasi didramatisir.
8.      Bersifat persuasif.